Sunday, July 19, 2015

Arkelog Temukan Sawah Kuno di Temanggung

Arkelog Temukan Sawah Kuno di Temanggung  

KAMIS, 28 MEI 2015 | 09:57 WIB
Arkelog Temukan Sawah Kuno di Temanggung  
Sejumlah pekerja membersihkan bangunan kuno berupa pagar batu di situs Liyangan, Purbosari, Temanggung. ANTARA/Anis Efizudin
TEMPO.COTemanggung - Tim ekskavasi Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menemukan tiga lajur gundukan tanah yang diduga sebagai pematang areal pertanian.

Ketua tim ekskavasi dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Riyanto, di Temanggung, Kamis, 28 Mei 2015, mengatakan temuan bentuk pematang tersebut berada di atas ujung jalan batu.

"Temuan ini memperkuat dugaan kami adanya areal pertanian di situs ini, selain areal ibadah dan areal hunian," katanya.

Sugeng menuturkan bentuk pematang tersebut sejajar dengan talut batu yang berada di sebelahnya. Panjang sementara pematang sekitar dua hingga tiga meter.

Menurut Sugeng, bentuk pematang tersebut berada di bawah lapisan material erupsi Gunung Sindoro.

"Kami harus mengerjakannya secara hati-hati, tidak bisa menggunakan benda tajam. Untuk mengetahui bentuk aslinya kami cukup menggunakan kuas guna membersihkan material yang menutupinya," katanya.

Pihaknya mengambil sampel tanah di sekitar temuan pematang untuk diambil serbuk sari yang tercecer guna mengetahui jenis tanaman yang ada di areal pertanian tersebut.

Ia mengatakan untuk mengamankan, temuan tersebut sementara ditutup dengan karung plastik dan disekelilingnya diberi pita pengaman.

Sugeng menuturkan pada ekskavasi yang berlangsung pada 12-27 Mei 2015, tim membuka dua lokasi.

Lokasi pertama di bagian teras empat untuk membuka lebih luas temuan bangunan yang pada ekskavasi 2014 baru ditemukan bagian sudut dengan dua jaladwara dan lokasi kedua di atas ujung jalan batu.

Pada lokasi pertama setelah dibuka lebih luas, menurut dia, bangunan yang terdapat jaladwaranya tersebut, berukuran 4,5 x 5,5 meter. Bangunan menghadap tenggara atau ke arah jalan batu.

"Arahnya sama dengan arah candi-candi yang ditemukan sebelumnya di teras satu dan tiga juga menghadap ke tenggara," katanya.

Di bagian depan bangunan tersebut terdapat empat jaladwara atau saluran air. Di sisi kiri atau timur laut terdapat enam jaladwara tetapi lima di antaranya telah rusak saat erupsi Gunung Sindoro abad X.

Sugeng mengatakan di bagian belakang ternyata terdapat area yang tersambung dengan bangunan tersebut, antara bangunan belakang dengan bagian depan ada saluran air. Dari belakang ke arah depan itu, ada saluran air.

"Karena ditemukan saluran air dari belakang ke bagian depan itu kami belum bisa memastikan apakah itu petirtaan atau candi," katanya.

ANTARA

Sumber:
http://seleb.tempo.co/read/news/2015/05/28/114670174/arkelog-temukan-sawah-kuno-di-temanggung


No comments:

Post a Comment