MENJAWAB TUDUHAN SUKU DAYAK ADALAH PENDATANG DI KALIMANTAN
MENJAWAB TUDUHAN SUKU DAYAK ADALAH PENDATANG DI KALIMANTAN
Tuduhan ini banyak dilontarkan oleh orang-orang yang tidak menghargai keberadaan Suku Dayak sebagai penghuni asli Pulau Kalimantan. Baru-baru ini Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usaman, yang menyebutkan tidak ada putra daerah di Pulau Kalimantan dengan menyebut semuanya pendatang (silahkan baca berita), bahkan ada juga salah satu pejabat di Kalimantan Timur yang berujar bahwa penduduk asli Kalimantan Timur itu adalah suku Kutai dan Bugis, sedangkan Dayak hanyalah pendatang pada masa Proto Melayu.
Karena sudah merasa jengah dengan tuduhan lancung seperti ini, maka saya akan mencoba membahasnya.
Satu-satunya teori yang digunakan untuk pembenaran statement mereka ialah teori tentang Migrasi Proto Melayu atau Melayu Tua dimana terjadi migrasi dari Yunnan China ke arah nusantara ini, dan terjadi pada rentang waktu 2500 – 1500 tahun sebelum masehi (Neil Joseph Ryan (1976). A History of Malaysia and Singapore. London: Oxford University Press. pp. 4 & 5), kebanyakan teori menyebutkan Dayak adalah merupakan suku migrasi dari Yunnan dengan melihat beberapa kesamaan fisik & kebudayaan beberapa sub suku Dayak yang memiliki ciri ras mongoloid. Oke mari kita coba telaah.
Kebanyak para ahli menggunakan teori proto melayu hanya mendasarkan penelitian pada beberap sub suku dayak, padahal di Kalimantan ini ada ratusan sub suku dayak dan tidak semuanya memiliki ciri ras mongoloid. Setidaknya ada tiga pendekatan untuk menyanggah hal ini:
PENDEKATAN MELALUI MITE
Untuk menjawab ini tentu kita harus melihat dari mite atau cerita tutur orang Dayak sendiri tentang asal usulnya. Jika kita meneliti tentang mite-mite yang ada disemua suku Dayak kita akan menemukan 2 jenis cerita kejadian yang berbeda:
- Adanya migrasi dari satu daerah asal tertentu sebelum masuk ke Pulau Kalimantan yaitu migrasi dari negeri Cina
- Tidak ada kisah migrasi tetapi memang sudah ditempatkan Tuhan di pulau ini
Aku akan memulai dari kisah migrasi, beberapa yang memiliki kisah migrasi dari negeri Cina ini ialah seperti Dayak Kenyah, Dayak Lun Dayeh, Dayak Kadazan dan beberapa yang lain, jika melihat ciri fisiki suku Dayak ini memang mereka memiliki ciri-ciri ras mongoloid. Perpindahan dari daerah daratan Asia menuju Nusantara dan Pulau Kalimantan ini konon disebabkan terdesaknya oleh perang antar suku dan budaya KAYAU atau potong kepala. Inilah mengapa budaya Kayau atau potong kepala bukan merupakan budaya asli, ini dapat dilihat dari jenis senjata orang Dayak sebelum era Mandau berupa Dohong (sejenis belati) dari bentuknya memang tidak dirancang untuk memenggal tetapi lebih kepada untuk ritual. Kayau terjadi akibat pembalasan serangan para ASANG atau suku dari arah utara yang suka meyerang kampung lain untuk menjarah dan mengumpulkan kepala musuhnya.
Tetapi tidak semua suku Dayak memilki mite migrasi dan ciri fisik mongoloid. Salah satunya ialah Dayak Ngaju, kita dapat menggali dari kepercayaan KAHARINGAN (agama asli orang Dayak) tentang kisah Genesis manusia Dayak. Bahwa RANYING atau Tuhan menurukan manusia Dayak memang di Pulau Kalimantan ini. Generasi pertama manusia sering disebut TETEK TATUM atau manusia yang tinggi besar. Dari sumber kisah Tetek Tatum ini juga kita memperoleh info bahwa adanya kedatangan migrasi dari dataran China yang kemudian diterima dan terjadi asimilasi.
PENDEKATAN BUKTI PRA SEJARAH
Jikaulau orang sering menggunaka pendekatan teori Proto Melayu, maka seperti pendekatan Mite diatas ada kebenaranya atau Half Truth bahwa memang ada migrasi dari dataran Asia. Tapi jangan dilupakan adanya juga Indigenous di Pulau Kalimantan ini sebelum era Proto Melayu. Tapia apa buktinya ?? Di Kalimantan Timur kita menemukan beberapa Goa yang memiliki lukisan-lukisan tapak tangan, babi serta rusa terkena anak panah itu sama dengan yang ditemukan di Australia. Selain motif lukisan yang sama, ternyata usia dari bahan untuk melukis tersebut juga sama atau serupa peninggalan kaum Aborigin di Australia sekitar 10.000 tahun silam. Artinya jauh lebih tua dari pada era migrasi Proto Melayu.
Ada yang mengatakan ini adalah ras negroid atau Aborigin, maka bisa saja ras awal yang disebut TETEK TATUM di Pulau Kalimantan ini adalah ras negroid yang akhirnya terasimilasi dengan pendatang dari dataran Asia.
Selain lukisan di masih ada banyak peninggalan pra sejarah yang masih merupakan misteri, misal ukiran batu di Lidung. Padahal orang Dayak tidak dikenal memiliki kebudayaan mengukir di media batu. Dan juga peti mati batu di Kabupaten Pasir.
Lalu muncul pertanyaan kenapa kebanyak di daerah Kalimantan Timur peninggalan ini? Jika kita kaitkan lagi dengan tutur babad Dayak atau Tetek Tatum kita akan melihat bahwa generasi awal orang Dayak memang berada disekitaran Sungai Mahakam, yang kemudian terdesak kearah selatan akibat serangan para asang kayau – kemungkinan adalah serangan dari suku-suku yang datang dari dataran asia. Makanya zaman serangan asang kayau ini sering disebut era “RATAP TANGIS SEJATI”.
PENDEKATAN MENGENAI CARA PENGUBURAN
Jika melihat situs-situ pra sejarah dimana tulang belulang leluhur dimakamkan di kuburan batu atau di goa-goa. Maka untuk membandingkannya kita harus melihat dari Suku Dayak yang tidak dipengaruhi kepercayaan Hindu atau Islam. Mari kita lihat kebiasaan Suku Dayak Punan.
Dayak Punan menurutku yang masih murni dalam hal keyakinan sebab orang-orang Punan yang cenderung tinggal di pedalaman hutan. Kita akan melihat kebiasaan menguburkan leluhurnya di goa-goa masih dilakukan. Baru-baru ini ditemukan sebuah TABALA atau peti mati berukuran 4 meter di sebuah Goa di Hulu Sungai Busang Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Adanya kesesuaian antara Mite, penemuan-penemuan pra sejarah dan budaya penguburan ini membuktikan sebelum era Proto Melayu sudah ada leluhur Orang Dayak di Pulau ini. Yang masih belum dilakukan ialah; pendekatan melalui test DNA tulang belulang yang ditemukan di goa-goa pra sejarah ini dengan genetika orang Dayak masa kini, saya memiliki keyakinan bahwa ini juga pasti akan memiliki kesesuaian.
Lalu ada lagi tuduhan lain:
TAPI KAN KATA DAYAK ITU PEMBERIAN NAMA OLEH BELANDA
Jawabannya BENAR, jaman dahulu orang dayak karena saking banyaknya mereka tidak memilik nama khusus untuk menyebutkan kesukuannya tetapi lebih pada nama aliran sungai atau nama pemimpinnya. Nama Dayak dahulu hanyalah sebuah hinaan atau ejekan dari bahasa Melayu yang berarti ras liar. Tetapi kemudian identitas ini melalui suatu pergulatan social yang panjang diambil oleh suku-suku pribumi Kalimantan menjadi suatu identitas yang mempersatukan.
Suku-suku lain di Kalimantan seperti Kutai, Banjar, Paser, Tidung, Sebagian Melayu adalah merupakan keturunan suku yang disebut Dayak saat ini, sebab identitas mereka sudah terbentuk sebelum adanya nama Dayak. Tetapi kita bisa mencermati setidaknya dari 2 pendekatan sisi linguistik dan kepercayaan masyarakat mula-mula karena dua hal ini yang akan lambat mengalami perubahan ketimbang kebiasaan dan budaya.
Misal Kutai secara linguistic sangat dekat dengan Bahasa Dayak Benuaq, belum lagi melihat sisi ritual dan mite genesisnya. Demikian juga tentang suku Banjar bisa dilihat dalam artikel SIAPA ORANG BANJAR??
Jadi sangat menjadi tuduhan lancung jika mengatakan Dayak adalah suku pendatang. Apalagi ada pejabat KalTim yang mengatakan suku dari Sulawesi dalam hal ini Orang Bugis yang menjadi suku asli Kalimantan Timur.
Sejarah kedatangan Suku Bugis ke Kalimantan dimulai ketika di Kalimantan berdiri kerajaan dan kemudian menjadi kesultanan Kutai dan Paser. Ada suatu cerita sejarah dimana Sultan Kutai memberikan suatu wilayah untuk orang-orang Bugis tinggal di Kalimantan Timur. Demikian juga di daerah Kerajaan Paser ketika terjadinya pernikahan ratu Paser dengan bangsawan Bugis. Sehingga dari sejarah ini kita dapat tahu bahwa Suku Bugis adalah suku pendatang dari Sulawesi yang kemudian diterima dengan baik. Jadi jika ada sekelompok orang yang mengatakan kalau Suku Dayak lah yang menjadi pendatang maka belajar lagi pada sejarah dan ingat pepatah ini “DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG”
Tetapi mencermati bukti lingustik suku Bugis kita akan menemukan bahwa adanya kesamaan bahasa dengan suku di Taiwan – The Austronesian ancestors of the Buginese people settled on Sulawesi around 2500 B.C.E. There is “historical linguistic evidence of some late Holocene immigration of Austronesian speakers to South Sulawesi from Taiwan” – which means that the Buginese have “possible ultimate ancestry in South China”, and that as a result of this immigration, “there was an infusion of an exogenous population from China or Taiwan – (Susan G. Keates, Juliette M. Pasveer, Quaternary Research in Indonesia. Taylor & Francis, 2004). Jadi kemungkinan asalanya Suku Bugis juga adalah migrasi Proto Melayu yang mengambil arah ke Sulawesi.
Lalu ada pendekatan untuk pembenaran lagi:
KITA INI KAN SEMUA KETURUNAN ADAM DAN HAWA JADI PASTI SEMUA PENDATANG
Pendekatakan agama sangat sukar untuk didebatkan, tetapi agama Semawi meyakini kisah Adam & Hawa tapi jangan lupa agama Non Semawi memiliki kisah yang berbeda seperti Agama Kaharingan. Saya salah satu orang yang TIDAK percaya bahwa leluhur manusia HANYA berasal dari Adam & Hawa. Tetapi kembali itu adalah masalah keyakinan dan tidak akan bisa kita bahas di forum ini.
Dari penjelasan yang singkat ini jelas lah buat saya bahwa SUKU DAYAK adalah memang PRIBUMI PULAU KALIMANTAN, sudah teruji melalui puluhan ribu tahun sejarah. Dan tulisan ini bukan untuk menciptakan suatu GAP antara suku Dayak dengan Suku Pendatang di Pulau Kalimantan. Tetapi ini perlu dijelaskan, karena saya yakin Orang Jawa tidak akan suka jika dikatakan sebagai suku pendatang di Pulau Jawa, atau Orang Bugis adalah pendatang di Pulau Sulawesi.
Sebab sejarah kelam bangsa Dayak yang selalu dianggap inferior, rendah, bukan manusia, kafir inilah yang mendorong rasa jengah. Sebab adanya upaya untuk mengaburkan sejarah dan menghilangkan identitas Orang Dayak sebagai BUMI PUTERA PULAU KALIMANTAN.
Tabe
Bekasi 15/Januari/2014
Sumber:
https://folksofdayak.wordpress.com/2014/01/15/menjawab-tuduhan-suku-dayak-adalah-pendatang-di-kalimantan/
No comments:
Post a Comment