Monday, February 22, 2016

Apakah NTT dan Maluku termasuk Melanesia atau Austronesia?

Apakah NTT dan Maluku termasuk Melanesia atau Austronesia?

_MG_2859 copy
KUPANG, NTTONE.COM — Dalam rangka memperingati 78 tahun Sumpah Pemuda, baru-baru ini diselenggarakan Melanesian Cultural Festival, Kupang (28/10/2015). Pada Festival tersebut, hadir 3 tokoh antara lain: arkeolog, ahli linguistik, dan ahli pendekatan genetika. Ketiga ahli tersebut menyimpulkan fakta sebagai berikut:Pendekatan Arkeologis

1. Terdapat 3 lapisan migrasi Pertama, sejak 100.000 ribu tahun lalu, di mana terjadi proses pendudukan dunia ini, Seluruh penduduk dunia ini berasal dari Afrika, sebagaimana yang a.l. ditulis dalam buku Out of Eden, The peopling of the World, oleh Stephen Oppenheimer. Manusia modern itu melintasi India, sampai ke gugusan Indonesia, dan tersebar ke Australia dan terus ke Pasifik.
2. Sejak 60.000 tahun lalu,terjadi migrasi dari Taiwan ke Asia Tenggara dan Selatan. Gelombang manusia ini dinamai Mongoloid. Penduduk Mongoloid ini dominan terdapat di Bagian Barat dan tengah Indonesia: Sulawesi ,Jawa, Borneo dan Sumatera.
Kedua gelombang migrasi di atas mempertemukan 4 kompleks Ras besar Melanesia, :Polinesia, Micronesia, Austronesia dan Mongoloid. Penamaan Melanesia, dikarenakan oleh profil dan struktur manusianya yang hitam dan kriting. Penamaan Polinesia, karena kawasan kepulauan yang banyak, dan Oceania karena pulau-pulau yang kecil.
Kesimpulan dari pendektan Arkeologi di atas menyebutkan bahwa NTT dan Maluku merupakan kawasan Austronesia. Kepulaun Alor di NTT memiliki unsur Melanesia karena hitam dan keriting.

Pendekatan Linguistik:
Penekatan ini menyimpulkan bahwa hanya terdapat dua rumpun bahasa di Indonesia sampai ke Pasifik. Pertama, adalah kelompok bahasa-bahasa di Austronesia dan kelompok bahasa Papua. Tidak ada kategori bahasa-bahasa Melanesia.

Pendekatan Genetik, dengan metode DNA dan Y Cromosom.
Pendekatan ini termasuk temuan terakhir untuk menentukan asal-usul setiap manusia. Ditemukan, a.l. masyakakat Sumba, Sabu dan Rote memiliki DNA yang sama dengan orang Aborigin di Australia Barat, Arnhemland.

Konferensi Melanesia ini diwarnai oleh pertanyaan dari wakil-wakil Papua dan Papua Barat: Mengapa Budaya Melanesia tiba-tiba menjadi Agenda Pemerintah, setelah 5 negara MSG (Melanesian Spearhead Group) menerima wakil-wakil Papua yang memperjuangkan kemerdekaan Papua diterima sebagai Observer member dalam MSG di Honiara Juli 2015 lalu? Wakil Papua a.l. menyatakan bahwa Festival Melanesia ini mencemrinkan sikap Pemerintah yang reaktif dan cendrung merupakan suatu rekayasa, karena mengandung motif politik.
Saya simpulkan diakhir semua presentasi yang sangat luar biasa, dari berbagai pakar itu, bahwa baik NTT maupun Maluku, termasuk kawasan Austronesia, terkecuali kepulauan Alor yang memiliki unsur Budaya Melanesia.
Konferensi ini ternyata tidak diikuti secara tertib karena banyak peserta, termasuk peserta dari PNG, Fiji, Vanuatu, Salomon Islands, New Caledonia, Timor Leste yang meninggalkanConference Room untuk urusan lainnya. Suasana Konferensi kurang menampilkan Budaya NTT dalam bentuk kuliner khas NTT serta tidak ada suasana “Melanesian way” dalam Konferensi ini.
Penulis: Phil Karel Erari (rohaniawan)
Editor: Boy Tonggor Siahaan 


Sumber:
http://www.nttone.com/apakah-ntt-dan-maluku-termasuk-melanesia-atau-austronesia/



No comments:

Post a Comment