Menyingkap Gen Adam dan Hawa
Ilustrasi DNA. Forbes.com
TEMPO.CO, Jakarta--Penelitian terbaru menyebutkan, hampir semua pria dapat melacak asal muasalnya dari leluhur yang hidup sekitar 135 ribu tahun lalu. Leluhur tersebut kemudian menghasilkan keturunan bersama seseorang yang menjadi ibu dari seluruh wanita di dunia.
Penemuan yang dipublikasikan Kamis lalu oleh jurnal Scienceini merupakan hasil riset dari analisis lengkap mengenai kromosom seks pria, atau dikenal dengan kromosom Y. Riset tersebut menjadi pembaruan dari penelitian sebelumnya yang menyimpulkan, pria pertama hidup sekitar 50 ribu hingga 60 ribu tahun lalu.
Meski terdapat tumpang tindih kapan waktu Adam dan Hawa hidup, ada kemungkinan keduanya tidak hidup berdekatan. "Adam dan Hawa tidak mengenal satu sama lain," kata pakar genetik dari University of California, Berkeley, Melissa WilsonSayres, yang terlibat dalam studi ini.
Para peneliti percaya bahwa manusia modern meninggalkan Afrika antara 60 ribu hingga 200 tahun lalu. Kemudian, wanita pertama di dunia diperkirakan berasal dari Afrika Timur. Namun, lebih dari itu, detil mengenai kesimpulannya masih kabur.
Kromosom Y menurunkan sifat identik ayah kepada anak laki-lakinya. Jadi, mutasi atau perubahan titik pada kromosom seks pria dapat melacak garis keturunan pria pertama di dunia.
Sebaliknya, DNA dari mitokondria, yang menjadi sumber energi bagi sel, dibawa oleh sel telur. Sehingga, hanya wanita yang dapat menurunkan kepada anak-anaknya. DNA ini tersembunyi di dalam mitokondria dan dapat menarik garis keturunan dari Hawa.
Ilmuwan lainnya dari Stanford University, Carlos Bustamante mengatakan, sepanjang waktu, kromosom pria terduplikasi dan tercampur aduk dengan DNA yang terurai. Hasilnya, menyatukan seluruh frakmen DNA dari gen yang terpisah, sama halnya seperti menyusun puzzle tanpa ada gambaran gambar apa yang akan dibentuk.
Bustamante bersama koleganya menyusun potongan puzzle yang lebih besar dengan memisahkan kromosom Y dari 69 sampel pria dari tujuh populasi di wilayah San Bushmen di Afrika hingga Yakut di Siberia. Dengan memperkirakan tingkat mutasi atau perubahan secara arkeologis, seperti misalnya migrasi di sepanjang Selat Bering, tim ilmuwan menyimpulkan bahwa pria di seluruh dunia memiliki gen yang berasal dari Afrika yang ada sekitar 125 ribu hingga 156 ribu tahun lalu.
Sebagai tambahan, mitokondria DNA dari pria, memiliki kemiripan dengan sampel yang diperoleh dari 24 wanita. Gen wanita tersebut jika ditarik garis keturunan, berasal dari mitokondria Hawa yang tinggal di Afrika antara 99 ribu tahun hingga 148 ribu tahun. Artinya, waktu tersebut sama dengan asal kromosom Y saat Adam Hidup.
Pakar evolusi genetik dari University of Arizona, Michael Hammer menyatakan, hasil penelitian tersebut mencengangkan. Meski dia tidak terlibat dengan penelitian tersebut, namun Hammer turut melakukan penelitian yang sama. Studi itu menunjukkan bahwa Adam diperkirakan hidup antara 180 ribu hingga 200 ribu tahun lalu.
Studi yang dilakukan Hammer dipublikasikan lewat Journal of Human Genetics, yang emnunjukkan bahwa sejumlah pria di Afrika memiliki sifat genetik yang unik. Kromosom Y yang berbeda, jika ditarik garis keturunannya, diperkirakan berasal dari pria pertama di dunia yang dhidup antara 237 ribu hingga 581 ribu tahun lalu.
"Ini bahkan tidak cocok dengan grafik pohon keluarga yang disusun oleh tim penelitian yang dilakukan oleh Bustamante," ujar Hammer kepada situs LiveScience. Dia menyebutkan, Adam hidup di waktu yang lebih lama.
Studi genetik selalu bergantung dari sampel DNA, yang mengembangkan gambaran yang sering kali belum lengkap mengenai sejarah manusia. Secara singkat, tim Hammer menguji sampel kelompok pria yang sebelumnya diuji oleh tim Bustamante. Hal ini untuk melakukan estimasi mengenai kapan tepatnya manusia pertama hidup.
Manusia yang diteliti ini tidak dapat disejajarkan dengan Adam dan hawa menurut kepercayaan yang tertuang di Injil. Disebutkan bahwa keduanya bukanlah manusia modern pertama di bumi. Hammer mengatakan, genom yang terdapat pada manusia mengandung potongan DNA dari banyak turunan, sehingga potongan DNA tersebut tidak muncul melalui mitokondria atau kromosom Y. Dia menyebutkan, jika wanita purba pertama hanya memiliki anak laki-laki, kemudian mitokondria DNA miliknya akan menghilang. Bahkan jika anak laki-lakinya menurunkan seperempat DNA ibunya melalui genom.
Menanggapi sanggahan Hammer, Bustamante bersama timnya sedang memisahkan kromosom Y dari hampir 2 ribu laki-laki. Data itu diharapkan dapat menentukan secara tepat waktu hidup manusia pertama di bumi.
"Ini sangat menarik," kata Wilson, menanggapi dua pendapat berbeda mengenai Adam dan Hawa. Dia mengatakan, semakin banyak populasi di dunia, maka secara fisik akan semakin mudah memastikan kapan waktu hidup manusia pertama.
LIVESCIENCE | SATWIKA MOVEMENTI
Penemuan yang dipublikasikan Kamis lalu oleh jurnal Scienceini merupakan hasil riset dari analisis lengkap mengenai kromosom seks pria, atau dikenal dengan kromosom Y. Riset tersebut menjadi pembaruan dari penelitian sebelumnya yang menyimpulkan, pria pertama hidup sekitar 50 ribu hingga 60 ribu tahun lalu.
Meski terdapat tumpang tindih kapan waktu Adam dan Hawa hidup, ada kemungkinan keduanya tidak hidup berdekatan. "Adam dan Hawa tidak mengenal satu sama lain," kata pakar genetik dari University of California, Berkeley, Melissa WilsonSayres, yang terlibat dalam studi ini.
Para peneliti percaya bahwa manusia modern meninggalkan Afrika antara 60 ribu hingga 200 tahun lalu. Kemudian, wanita pertama di dunia diperkirakan berasal dari Afrika Timur. Namun, lebih dari itu, detil mengenai kesimpulannya masih kabur.
Kromosom Y menurunkan sifat identik ayah kepada anak laki-lakinya. Jadi, mutasi atau perubahan titik pada kromosom seks pria dapat melacak garis keturunan pria pertama di dunia.
Sebaliknya, DNA dari mitokondria, yang menjadi sumber energi bagi sel, dibawa oleh sel telur. Sehingga, hanya wanita yang dapat menurunkan kepada anak-anaknya. DNA ini tersembunyi di dalam mitokondria dan dapat menarik garis keturunan dari Hawa.
Ilmuwan lainnya dari Stanford University, Carlos Bustamante mengatakan, sepanjang waktu, kromosom pria terduplikasi dan tercampur aduk dengan DNA yang terurai. Hasilnya, menyatukan seluruh frakmen DNA dari gen yang terpisah, sama halnya seperti menyusun puzzle tanpa ada gambaran gambar apa yang akan dibentuk.
Bustamante bersama koleganya menyusun potongan puzzle yang lebih besar dengan memisahkan kromosom Y dari 69 sampel pria dari tujuh populasi di wilayah San Bushmen di Afrika hingga Yakut di Siberia. Dengan memperkirakan tingkat mutasi atau perubahan secara arkeologis, seperti misalnya migrasi di sepanjang Selat Bering, tim ilmuwan menyimpulkan bahwa pria di seluruh dunia memiliki gen yang berasal dari Afrika yang ada sekitar 125 ribu hingga 156 ribu tahun lalu.
Sebagai tambahan, mitokondria DNA dari pria, memiliki kemiripan dengan sampel yang diperoleh dari 24 wanita. Gen wanita tersebut jika ditarik garis keturunan, berasal dari mitokondria Hawa yang tinggal di Afrika antara 99 ribu tahun hingga 148 ribu tahun. Artinya, waktu tersebut sama dengan asal kromosom Y saat Adam Hidup.
Pakar evolusi genetik dari University of Arizona, Michael Hammer menyatakan, hasil penelitian tersebut mencengangkan. Meski dia tidak terlibat dengan penelitian tersebut, namun Hammer turut melakukan penelitian yang sama. Studi itu menunjukkan bahwa Adam diperkirakan hidup antara 180 ribu hingga 200 ribu tahun lalu.
Studi yang dilakukan Hammer dipublikasikan lewat Journal of Human Genetics, yang emnunjukkan bahwa sejumlah pria di Afrika memiliki sifat genetik yang unik. Kromosom Y yang berbeda, jika ditarik garis keturunannya, diperkirakan berasal dari pria pertama di dunia yang dhidup antara 237 ribu hingga 581 ribu tahun lalu.
"Ini bahkan tidak cocok dengan grafik pohon keluarga yang disusun oleh tim penelitian yang dilakukan oleh Bustamante," ujar Hammer kepada situs LiveScience. Dia menyebutkan, Adam hidup di waktu yang lebih lama.
Studi genetik selalu bergantung dari sampel DNA, yang mengembangkan gambaran yang sering kali belum lengkap mengenai sejarah manusia. Secara singkat, tim Hammer menguji sampel kelompok pria yang sebelumnya diuji oleh tim Bustamante. Hal ini untuk melakukan estimasi mengenai kapan tepatnya manusia pertama hidup.
Manusia yang diteliti ini tidak dapat disejajarkan dengan Adam dan hawa menurut kepercayaan yang tertuang di Injil. Disebutkan bahwa keduanya bukanlah manusia modern pertama di bumi. Hammer mengatakan, genom yang terdapat pada manusia mengandung potongan DNA dari banyak turunan, sehingga potongan DNA tersebut tidak muncul melalui mitokondria atau kromosom Y. Dia menyebutkan, jika wanita purba pertama hanya memiliki anak laki-laki, kemudian mitokondria DNA miliknya akan menghilang. Bahkan jika anak laki-lakinya menurunkan seperempat DNA ibunya melalui genom.
Menanggapi sanggahan Hammer, Bustamante bersama timnya sedang memisahkan kromosom Y dari hampir 2 ribu laki-laki. Data itu diharapkan dapat menentukan secara tepat waktu hidup manusia pertama di bumi.
"Ini sangat menarik," kata Wilson, menanggapi dua pendapat berbeda mengenai Adam dan Hawa. Dia mengatakan, semakin banyak populasi di dunia, maka secara fisik akan semakin mudah memastikan kapan waktu hidup manusia pertama.
LIVESCIENCE | SATWIKA MOVEMENTI
Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/04/061502184
No comments:
Post a Comment