Friday, March 27, 2015

Prof. dr. Herawati Sudoyo: Perempuan Indonesia Nenek Moyang Bangsa Madagaskar



Prof. dr. Herawati Sudoyo Ph.D (Eva/dok)
Prof. dr. Herawati Sudoyo: Perempuan Indonesia Nenek Moyang Bangsa Madagaskar
2012-04-16 11:29:14 WIB



Politikindonesia - Sebuah penelitian mengejutkan mengungkap, bahwa para perempuan Indonesia ternyata adalah penghuni pertama koloni di Madagaskar sekitar 1.200 tahun lalu. Diperkirakan 30 perempuan Indonesia adalah nenek moyang penduduk Madagaskar saat ini. Mengapa bisa begitu?

Kata Deputi Direktur Lembaga Molekul Biologi Eijkman Indonesia, Prof. dr. Herawati Sudoyo Ph.D, temuan tu didapat dari hasil penelitian bersama berbagai institusi penelitian. Di antaranya Massey University New Zealand, University of Arizona Amerika Serikat, Centre National de la Recherche Scientifique France, Universite de Toulouse France dan Lembaga Molekul Biologi Eijkman Indonesia.

"Penelitian tersebut menghasilkan suatu temuan yang sangat bermakna dari sudut pandang pengembaraan manusia dan nenek moyang manusia modern," ungkap peneliti DNA senior ini kepadapolitikindonesia.com, usai diskusi tentang Proyek Keragaman Genetik Manusia Indonesia dan Pengembaraannya, di kantornya di Jakarta, Senin (16/04).

Antropolog banyak yang terpesona dengan Madagaskar, karena pulau itu jauh dari sejarah penaklukan manusia di planet bumi selama ribuan tahun. Pulau itu kemudian menjadi tempat tinggal bagi penduduk asli Afrika serta orang Indonesia.

Wanita kelahiran Sulawesi Selatan ini, mengatakan, sejak tahun 2005, pihaknya bersama pakar biologi molekular Murray Cox dari Massey University Selandia Baru telah meneliti DNA untuk mencari penjelasan keanehan migrasi yang terjadi di Madagaskar tersebut.

Kepada Elva Setyaningrum, Prof Herawati bercerita panjang lebar tentang penelitian yang tentang nenek moyang bangsa Madagaskar? Berikut petikannya.

Benarkan perempuan Indonesia merupakan penghuni pertama Pulau Madagaskar?

Antropolog banyak yang terpesona dengan Madagaskar, karena pulau itu jauh dari sejarah penaklukan manusia di planet bumi selama ribuan tahun. Pulau itu kemudian menjadi tempat tinggal bagi penduduk asli Afrika serta orang Indonesia. Dari penelitian ditemukan fakta, bahwa Madagaskar mulai ditempati sekitar 1.200 tahun lalu. Dan sekelompok kecil perempuan Indonesia kontribusi dalam terbangunnya koloni Madagaskar sampai saat ini.

Bagaimana perempuan Indonesia bisa sampai ke Madagaskar?

Kolonialisasi Madagaskar mungkin terjadi tanpa disengaja. Kami belum memperoleh kepastian bagaimana proses migrasi perempuan Indonesia sampai ke pulau itu. akan tetapi, kolonisasi ini merupakan kejadian yang sangat penting dalam sejarah pengembaraan manusia.

Kami menyimpulkan, sekelompok perempuan dari Indonesia adalah penghuni pertama Madagaskar. Ada kemungkinan mereka terpaksa naik ke daratan karena kapal dagang yang membawa mereka terbalik. Mereka yang selamat naik ke daratan Madagaskar. Karena arus laut saat itu bisa jadi yang mendorong para korban selamat ke Madagaskar.

Selama Perang Dunia II, misalnya, reruntuhan dari kejadian pemboman di Jepang mengapung dan terbawa air sampai Afrika, lantas mendarat di tanah Madagaskar. Hal yang tak biasa tentang pulau ini adalah, Madagaskar terletak sangat jauh dari Indonesia sekitar 5.600 kilometer. Walau kami tidak yakin dengan hipotesa Ini, tapi ada bukti-bukti yang masuk akal.

Darimana dipastikan, bahwa sekelompok kecil perempuan  Indonesia pernah terdampar di Madagaskar?

Ini adalah hasil penelitian penelitian bersama berbagai institusi penelitian. Di antaranya Massey University New Zealand, University of Arizona Amerika Serikat, Centre National de la Recherche Scientifique France, Universite de Toulouse France dan Lembaga Molekul Biologi Eijkman Indonesia.

Kami menganalisa gen dari mitokondria, yaitu baterai sel, pabrik energi sel yang istimewa karena gennya diwariskan dari ibu. Penelitian itu kami lakukan secara acak, terhadap 2.745 penduduk Indonesia yang berasal dari 12 pulau. Yaitu Sumatera, Nias, Mentawai, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumba, Flores, Lembata, Alor, Pantar dan Timor. Semua itu dikumpulkan sebagai bagian untuk mempelajari migrasi, struktur populasi dan hubungan dengan penyakit.

Sampel gen juga kami ambil terhadap 266 penduduk Madagaskar yang berasal dari 3 populasi yang terisolasi. Yaitu budaya berburu, nelayan yang nomaden dan masyarakat dataran tinggi yang hidupnya bercocok tanam. Hasilnya menunjukkan ada kesamaan gen antara orang Indonesia dan orang Madagaskar.

Hasilnya, 22 persen dari DNA itu memiliki variasi dari "motif Polinesia," karakteristik gen yang ditemukan di penduduk Polinesia. Tetapi,  sangat jarang ada di bagian barat Indonesia. Hanya satu dua orang dari kelompok etnis Malagasi ini yang memiliki karakteristik tersebut.

Bagaimana relasi  gen bisa dihubungkan dengan asal nenek moyang?

Hasil pemetaan gen di Indonesia terdahulu memperlihatkan gambaran sejajar antara penyebaran bahasa dengan penyebaran variasi gen. Sementara itu, kelompok yang memiliki bahasa dan budaya yang sama umumnya berasal dari nenek moyang yang sama.

Ada bukti pendukung lain yang menunjukkan bahwa penduduk Madagaskar memiliki garis keturunan dari Indonesia?

Disini ada sedikit kesulitan. Pasalnya, tidak ada tulisan mengenai sejarah Madagaskar sampai pada abad ke-12. Sejarah Madagaskan mulai tercatat setelah pengembaraan Vasco da Gama dan pendaratannya di Madagaskar pada tahun 1497. Rekonstruksi sejarah Madagaskar hanya berdasarkan bukti tidak langsung. Bukti-bukti tersebut bisa menunjukkan bahwa penduduk Madagaskar memiliki garis keturunan dari Indonesia.

Di antaranya dialek dalam bahasa yang mirip dengan bahasa Ma'anyan di Lembah Sungai Barito, Kalimatan. Selain itu, beberapa jenis huruf yang mirip dengan bahasa Melayu, Jawa dan Sanksekerta.

Bahkan, peralatan sehari-hari yang digunakan pun sedikit banyak punya kemiripan dengan yang dipakai oleh masyarakat kuno Indonesia. Begitu juga bentuk perahu cadik, tehnik memproses besi, alat musik seperti gamelan, tehnik bercocok tanam padi, pisang, umbi-umbian dan talas serta beberapa jenis masakan.

Bagaimana cara penelitian ini mengetahui telah berapa lama orang Indonesia menghuni pulau tersebut?

Kami menjalankan sejumlah simulasi komputer atau studi model coalescent. Untuk menganalisis data, kami melakukan simulasi sebanyak 40 juta kali untuk 11.520 jam komputer. Studi ini kami lakukan di laboratorium dengan ahli bioinformatika yang bekerja di depan komputer untuk melihat DNA.

Kami pun menemukan hasilnya, Madagaskar dihuni penduduk dengan jumlah yang sedikit pada awal koloni itu terbangun. Ada sekitar 30 perempuan yang tiba di pulau itu sekitar 1.200 tahun lalu. Sebanyak 93 persen atau 28 orang adalah orang Indonesia, 2 lainnya adalah keturunan Afrika. Kami pun menyimpulkan, semua penduduk asli Madagaskar terkait dengan ke-30 perempuan Indonesia itu.

Lantas dari mana asal para pria di pulau tersebut?

Beberapa penelitian sebelumnya tentang orang Madagaskar, khususnya terkait kromosom Y (yang diturunkan dari ayah ke anak) mengindikasikan, nenek moyang laki-laki juga berasal dari Asia Tenggara. Meski para ilmuwan belum mendapatkan petunjuk, berapa jumlah mereka tapi ada juga  ada kromosom Y dari Indonesia.

Hipotesa kami, bahwa nenek moyang orang Madagaskar, baik pria maupun wanita, berasal dari Indonesia. Kami hanya belum tahu ada berapa jumlah pria kala itu. Bukti-bukti yang kami miliki, populasi mereka juga kecil.

(eva/kap)


Sumber:
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=wawancara&i=33304-Prof.-dr.-Herawati-Sudoyo:-Perempuan-Indonesia-Nenek-Moyang-Bangsa-Madagaskar

No comments:

Post a Comment