MURATARA –
Merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Kabupaten
ini terletak pada koordinat 102o07’00’’ – 103o40’00’’ BT 2o20’00” – 3o38’00”
LS. Letaknya berada di sisi barat laut Propinsi Sumatera Selatan, yang
berbatasan langsung dengan Propinsi Jambi di Utara dan Propinsi Bengkulu pada
bagian barat, dengan Muara Rupit sebagai Ibu kota Kabupaten.
Temuan
arkeologis yang terdapat di wilayah ini cukup beragam, mulai dari masa
prasejarah hingga ke masa kolonial. Beberapa tahun lalu terdapat berita yang
mengabarkan adanya temuan bata candi di Sungai Rupit Desa Beringin Jaya
Kecamatan Rupit. Sebelum adanya berita tentang temuan bata candi, di kabupaten
ini sudah diteliti oleh para ahli arkeologi dari Pusat Arkeologi Nasional dan
balai Arkeologi Palembang.
Daerah
yang pernah diteliti di kabupaten ini antara lain situs Beringin Jungut, Bukit
Candi, Lesung Batu, Candi Tingkip. Situs-situs tersebut merupakan situs dari
masa Hindu-Budha dengan temuan berupa struktur candi, arca, lingga yoni, serta
artefak berupa pecahan gerabah serta keramik.
Berdasarkan
berita dari masyarakat tentang temuan tumpukan bata yang terdapat di Sungai
Rupit, pada pertengahan bulan November 2012, Balai Arkeologi Palembang meninjau
adanya temuan tersebut. Desa ini terletak di sebelah utara Kota Lubuk Linggau
dengan jarak sekitar 80 km. Desa Beringin Jaya merupakan desa yang terletak di
tepian Sungai Rupit. Temuan bata yang diduga merupakan sisa-sisa bangunan candi
terdapat di salah satu kelokan sungai Rupit. Pada saat pengamatan di lokasi,
bata candi tidak terlihat karena keadaan air sungai sedang tinggi.
Sampai
saat ini belum diketahui dengan pasti mengapa terdapat bata di dalam sungai.
Dugaan sementara, bata tersebut merupakan sisa dari bangunan candi, melihat
dari ukuran bata yang jauh lebih besar dari bata yang ada sekarang.
Situs
lain yang terdapat di wilayah ini adalah Candi Tingkip. Situs ini pernah
diteliti tahun pertengahan 90an sampai awal tahun 2000. Pendataan ulang
dilakukan dengan mendeskripsikan keadaan sekarang dari situs, lingkungan situs
dan plotting keletakkan situs. Candi ini terletak di Desa Kikim Subur,
Kecamatan Rawas Ulu. Situs berikutnya Candi Lesung Batu atau dikenal juga
dengan sebutan Bukit Candi yang terletak di Desa Lesung Batu Muda, Kecamatan
Rawas Ulu. Situs ini diteliti mulai tahun 1994 dan awal tahun 2000.
Survei
arkeologi dilanjutkan di Kecamatan Ulu Rawas yang terletak di bagian barat
Kabupaten Ulu Rawas yang sudah berbatasan dengan Propinsi Jambi di bagian
utara. Sebelum masuk di Kecamatan Ulu Rawas, terdapat Desa Lubuk Mas. Di desa
ini terdapat sebuah meriam kuno dengan ukuran panjang 161,5 cm dan diameter
13,5 cm. Meriam ini terbuat dari perunggu dengan hiasan naga dari pangkal
sampai ujung meriam. Saat ini meriam disimpan dan dirawat oleh Bapak Hata (62
thn). Menurut masyarakat, meriam ini bernama “Setundung Musuh” yang artinya
mengusir musuh. Bapak Hata menyebutkan bahwa meriam ini merupakan peninggalan
dari tokoh pahlawan yang bernama Depati Kurus. Selain meriam juga terdapat
dayung yang ditemukan bersamaan dengan meriam. Dayung terbuat dari kayu dengan
ukuran panjang gagang 128 cm, panjang bilah 36 cm lebar bilah 15 cm. survei
dilanjutkan ke Kecamatan Ulu Rawas dengan tujuan Desa Napal Licin. Di desa ini
terdapat gua yang oleh masyarakat dinamakan Gua Batu.
Gua
ini berada di tebing tepi jalan dengan ketinggian sekitar 30 meter dari jalan.
Mulut gua menghadap ke Sungai Rawas (arah barat). Lantai gua cukup landai dan
pada bagian mulut gua keadaan lantai gua cukup kering. Survei permukaan di
dalam gua berhasil menemukan artefak batu berupa serpih dari rijang, andesit
dan obsidian. Keadaan lantai gua saat ini ada yang digali oleh masyarakat
dengan tujuan mengambil tanah dari gua yang mengandung guano yang dimanfaatkan
sebagai pupuk. Masih di desa ini, terdapat temuan batu silindrik yang berukuran
panjang 278 cm, diameter pangkal 108 cm dan lebar ujung 75 cm. Batu ini
membujur dengan orientasi timur laut. Kemudian ada juga batu yang oleh
masyarakat disebut dengan “batu megas” atau “ibat nasi” yang terdapat di area
penguburan masyarakat Desa Napal Licin. Batu Megas ini juga terdapat di desa
yang paling ujung Kecamatan Ulu Rawas, yaitu Desa Kuto Tanjung.
Sumber:
http://www.muratarakab.go.id/berita-21_arkeolog-muratara-kaya-peninggalan-sejarah.html