Tuesday, May 12, 2015

PRIBUMI KALIMANTAN.






ASAL PRIBUMI KALIMANTAN



ARTIKEL TERDAHULU



● MIGRASI BANÍ ÁDAM

Berdasarkan pada teori terakhir tentang migrasi Baniy Aadam alias subspesies Homo Sapiens Sapiens: OOA (Out Of Africa), dan runutan DNA, leluhur 7 milyar manusia saat ini di seluruh dunia, berasal dari utara Afrika. Migrasi besar baní Ádam ke berbagai penjuru Bumi, termasuk Nusantara, diperkirakan berlangsung dalam beberapa kloter atau etape, sekitar ±175 , ±150, ±25, ±100, ±75, ±50, dan ±25 RTL (ribu tahun lalu), hingga 15, 10, dan 5 RTL, termasuk ke Nusantara, selaras dengan perubahan bentuk benua. 

Berdasarkan pada teori geologik dan geofisika terkini, tentang Hanyutan Benua (Continental Drift) dan Geseran Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Shift), dengan mengacu ke GTS (geological time scale, skala waktu geologik) [revisi 2013], hingga ±200 RTL, hanya ada satu benua "Gonwana" dan satu samudera "Thetys", yang kemudian akhirnya di ±20 RTL, menjadi 7 benua dan 7 samudera di, yang mengapung diatas 7 lempeng tektonik mayor (major tectonic plate), karena efek dari siklus epoh glasial dan epoh interglasial dan pergeseran lempeng tektonik. Dalam epoh Plesitosin [2,488 s/d 11,7 RTL], sedikitnya terdiri dari 4 zaman glasial, atau 8 siklus zaman glasial dan zaman interglasial. Dalam zaman interglasial dan glasial tersebut, permukaan laut global turun rerata 120 m hingga 18.000 SM, dan pasca glasial kembali naik hingga 8.000 SM mencapai permukaan laut kini.






● PEMBENTUKAN NUSANTARA

Berdasarkan pada teori geologik dan geofisika terkini, tentang Hanyutan Benua dan Geseran Lempeng Tektonik, dengan mengacu ke GTS (geological time scale, skala waktu geologik) [revisi 2013], ketika itu, Nusantara masih merupakan satu daratan yang hanya dipisahkan oleh beberapa alur sungai sempit. Berdasarkan pada data dan informasi hasil penelitian geologi dan geofisika, selain karena efek siklus epoh glasial dan epoh interglasial dan pergeseran lempeng tektonik, Kepulauan Nusantara yang seperti sekarang ini dibentuk oleh beberapa erupsi vulkanik atau letusan gunung-api, yang termasuk dalam 10 erupsi terbesar di Bumi dalam 100 ribu tahun terakhir. 

Pertama sebagai akibat letusan vulkanik gunung Toba, ±75 RTL, yang sangat dahsyat, yang kini meninggalkan danau Toba dan pulau Samosir di tengahnya. Kemudan akibat letusan vulkanik gunung Laki di 1783, gunung Tambora di 1815, gunung Krakatau di 1883, yang kini meninggalkan selat Sunda dan pulau Krakatau di tengahnya. Letusan susulan Krakatau, tak sedahsyat ledakan pertama, terjadi berurutan di 1927, 1933, 1950 dan 1952.


. . . . . 






● PRIBUMI NUSANTARA

Berdasarkan pada runutan usia fosil Homo Sapiens Sapiens, pola distribusi migrasi baní Ádam, lebih dulu ke selatan sebelum ke utara. Artinya, migrasi manusia ke Nusantara dan Australia adalah lebih awal daripada di Asia, Eropa, dan Amerika. Keberadaan suku aborigin Australia, Nugini, Papua dan Maluku, yang adalah ras negroid (negrito, semitik) mendukung teori ini. Artinya, Nusantara sudah dihuni baní Adam ±100 RTL, dan bahkan mungkin lebih, Sehingga pribumi Nusantara lebih tua daripada pribumi TiongKok, Korea, Jepang, dan Philiphina

Penduduk asal Nusantara, pribumi atau aborigin, adalah ras negroid, dan dimana ras yang belum bercampur, masih bisa dijumpai di beberapa tempat di Nusantara, terutama di bagian timur, seperti di sebagian NusaTenggara, sebagian Maluku, dan Papua, seperti aborigin dijumpai di kepulauan Polinesia, Nugini, dan Australia. Baru kemudian dibawah 10 RTL tahun lalu terjadi asimilasi dengan ras mongolid, terutama orang TiongHwa [China], yang berkulit kuning, sehingga kebanyakan keturunan campuran berkulit sawo-matang. 






● PERBEDÁN WARNA KULIT

Perbedaan warna kulit manusia di berbagai kawasan geografik berbeda adalah, karena efek perbedaan kadar radiasi ekstrim elektromagnetik dari Matahari, sinar infra―merah [λ > 7,5X10^―7 m, ν < 4,0X10^14 HZ] dan sinar ultra―lembayung [λ < 4,000X10^―7 m, ν > 7,5X10^14 HZ], yang berbeda untuk kawasan berbeda, karena kelengkung permukaan daratan dan perbedaan elevasi terhadap permukaan laut dan kontour wilayah lokal dan ketebalan "Lapisan Ozon" diatasnya, yang berakibat pada tingkat reaksi biofisk dan tingkat reaksi biokimiawi pada sel kulit karena radiasi ekstrim diluar limit visibilitas. Makin banyak makin hitam, dan makin sedikit makin putih. Karena akibat ini berdampak pada DNA (Dexoyribo Nucleic Acid) dalam gen, maka warna kulit diwariskan secara genetik.

Perubahan warna kulit yang diwariskan secara genetik dari generasi ke generasi, menjelaskan kenapa ras Negroid di Afrika berkulit hitam, ras Indian di Amerika berkulit merah, ras Mongolid di Asia berkulit kuning, dan ras Kauskasoid di Eropa berkulit putih.






● MIGRASI MONGOLID ASIANIK KE KALIMANTAN

Migrasi ras Mongolid ke Kalimantan terjadi dalam beberapa kloter atau etape, sejak ±3000 SM. Berdasarkan pada riset geo-anthropologik, kebanyakan Suku Dayak di Kalimantan, berasal dari wilayah Provinsi YuNan di selatan TiongKok. Ketika tiba di Kalimantan, kebanyakan mereka lebih dulu bermukim di daerah Apo Kayan, wilayah Long Nawan, dekat perbatasan antara Indonesia dan Malaysia kini. Kemudian dengan menyusuri utara Kalimantan. Ada via jalur darat dan ada via sungai dan jalur laut menggunakan bahtera yang disebut "banung." Mereka tersebar, ada yang ke barat, ke timur, dan ke selatan, di Kalimantan. Sementara sebagian lagi menyasar ke Philipina, utara Sulawesi, dan kepulauan antara Kalimantan dan Sulawesi.

Sekitar ±250 SM Suku Dayak Ma`anyan mendirikan Kerajaan Dayak Nan Sarunai, di Banua Lawas, Pasar Arba, di hilir Kalua, HuluSungai Utara, Kalimantan Selatan.








● MIGRASI MONGOLID MALAYANIK KE KALIMANTAN

Migrasi regio Malayu ke Kalimantan terjadi dalam beberapa kloter atau etape, dimana etape pertama berlangsung antara ±0 M dan ±500 M. Berdasarkan pada riset geo-anthropologik, kebanyakan Suku Melayu di Kalimantan, berasal dari Palembang, Bengkulu, dan sekitarnya wilayah Sumatera Selatan dan Timur. Mereka memasuki Kalimantan melalui selatan dari muara Sungai Barito hingga ke Hulu Sungai Barito, dan mendirikan permukiman di daerah Tanjung, Hulu Sungai Utara, yang kemudian sekitar ±520 M mendirikan Kerajaan Melayu TanjungPuri.

Asimilasi Genetik Suku Dayak dari Kerajaan NanSarunai dan Suku Melayu dari Kerajaan TanjungPuri melahirkan Suku Banjar Pahuluan yang dominan SubSuku Dayak Bukit Meratus, Suku Banjar BatangBanyu yang dominan SubSuku Dayak Ma`anyan, dan Suku Banjar Pahiliran alias Banjar Kuala yang dominan SubSuku Dayak Ngaju.

Etape kedua berlangsung antara 500 dan 1.000 M, berasal dari Kerajaan Kuntala dan Kerajaan SriWijaya. Sedangkan Etape ketiga pasca 1.000 M, yang diikuti migrasi suku Bugis, Sunda, Jawa, Bali, dan Madura. Berdasarkan pada Hikayat Banjar, kedatangan pasukan dari Jawa ke Kalimantan, terjadi dalam beberapa gelombang awal: 1200an, 1250an, 1300an, 1350an, 1400an, dan 1450an. 


Penulis menggunakan sebutan TiongKok dan TiongHwa sebagai pengganti sebutan China. Istilah China [Chi-Na] adalah sebutan [penghinaan] Jepang untuk TiongKok [ 中国, ZhongGuo, ThongGuo, DongGuo; baca: ChungKuo] dalam bahasa Han [汉语, HanYu; baca Hàn-Ü atau Han-İ], dimana 中 Tiong atau Zhong artinya tengah, dan 国 Kok atau Guo artinya teritori, kawasan, jazirah, wilayah, daerah, atau area; Jadi TiongKok atau ZhongGuo berarti kawasan tengah di Asia, dan TiongHwa [中话, Zhong Hoa; baca: Chung-Hwa], berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan TiongKok, bangsa dan bahasa, yang dalam konteks bangsa: 汉 Han [baca: Hàn] berarti suku atau bangsa dominan regional (tribus, tribe), dan dalam konteks bahasa: 話 atau 话 Hua [baca: Hwà] berarti percakapan atau bahasa lisan teritorial; Sedangkan 國語 Guo Yu [baca: Kuo-Ü, atau Kuo-İ], artinya bahasa negara.


. . . . 







TAKSONOMI BIOLOGIK DALAM SKALA WAKTU GEOLOGIK
DAN NOMENKLATUR SUKU DAYAK

Tentang taksonomi tak ada hubungannya dengan Teori Evolusi, tapi berdasarkan pada anatomi dan fisiologi tubuh bio-organisme dan skala waktu geologik kemunculan bio-organisme di Bumi. Taksonomi biologik digunakan selaras dengan skala waktu geologik, untuk mengklasifikasikan bio-organisme dan waktu kemunculannya. Tak berarti bahwa leluhur manusia adalah binatang. Jangankan manusia, tiap sepesies adalah kreasi unik, bukan hasil evolusi dari spesies sebelumnya. Teori Evolusi Darwin tak pernah diakui di dunia sains, lagipula Darwin bukan ilmuwan. Yang berlaku adalah Teori Kreasi.
  • domain : Eukarya | Eukaryota
  • regnum [reign, regim]: Animalia [ binatang, hewan ] ±1 MTL [ Miliar Tahun Lalu ]
  • phylum: Chordata [ berangka ] ±500 JTL [ Juta Tahun Lalu ]
  • subphylum group: Craniata | Vertebrata | [ bertengkorak | bertulang-belakang ] ±300 JTL
  • subphylum: Gnathostomata [ berahang ]
  • supraclass: Tetrapoda [ berkaki-empat]
  • class [kelas]: Mamalia [ menyusui ] ±100 JTL
  • subclass: Theria [ marsupial and placental mamals = bermasupia dan berplasenta ]
  • infraclass: Eutheria | Placenta [ berplasenta ]
  • ordo [kelompok]: Primata [ lemur, tarsier, monkeys, apes, and humans = kukang, bajing, monyet, kera, dan manusia ] ±75 JTL
  • subordo: Anthropoidea [ monkeys, apes, and humans = monyet, kera, dan manusia ] ±50 JTL
  • infraordo: Catarrhine [ old-world monkeys, apes, and humans = monyet dunia-baru, kera dan manusia]
  • suprafamilia: Hominoidea [ apes and humans = kera dan manusia] ±25 JTL
  • familia [keluarga]: Hominidae
  • subfamilia: Homininae
  • infrafamilia: Hominine
  • genus [jenis]: Homo [ human-like apes and humans = kera bak-manusia dan manusia ] ±10 JTL
  • sectio [section = irisan] : Homo
  • series : Homo
  • spesies [specific genus = jenis khas]: Sapiens > Homo Sapiens [ humans = manusia ] ±200 RTL [ Ribu Tahun Lalu ]
  • subspecies [macam]: Sapiens > Homo Sapiens Sapiens [ modern humans = manusia modern ]
  • infraspecies | varietas | nuansa [ras | bangsa]: Mongoloid [ ras di Asia Timur dan Tenggara ] ±100 RTL
  • supraregio: Proto-Malaya | Proto-Melayu [ Melayu Pertama | Tua | Lama ]
  • regio [kawasan | jazirah]: Malaya | Melayu [ Malaysia, Brunai, Indonesia ]
  • subregio [wilayah]: Nusantara [ Indonesia ]
  • infraregio [daerah]: Borneo [ Kalimantan ]
  • supratribus [suprarumpun, suprasuku]: Dayak
  • tribus [rumpun]: Dayak Ngaju [ Dayak Mongolid Borneonik ] [ contoh diantara 10 rumpun Dayak ]
  • subtribus [suku]: Dayak Ngaju Ma'anyan [ 1 contoh dari ±100 puak Dayak Ma'anyan ]
  • infratribus [puak]: Dayak Ma`anyan PajuEpat atau BanuaAmpat [ 1 contoh dari ±700 puak Dayak ]




KLASIFIKASI SUKU DAYAK



Di seluruh Kalimantan wilayah Indonesia, sedikitnya ada 9 rumpun Dayak yang terdiri dari sekitar ±600 puak, dan bila mencakup utara Kalimantan, yang adalah wilayah Malaysia dan wilayah Brunai, maka 10 rumpun Dayak yang terdiri dari sekitar ±700 puak


Dari 10 suprarumpun atau suku-besar Dayak ini, terdiri dari 9 rumpun atau sukubesar Dayak Mongolid Asianik, terdiri dari sekitar ±650 puak, dan 1 rumpun atau sukubesar Dayak Mongolid Malayanik alias Dayak Melayu, Dayak Banjar, atau Melayu Banjar, atau Banjar saja, terdiri dari sekitar ±50 puak.

Sehingga ada 9 rumpun Dayak yang terdiri dari sekitar ±650 puak, dan 1 rumpun Banjar terdiri dari sekitar ±50 puak, sehingga total mencapai ±700 puak Dayak dan puak Banjar. Bahasa Dayak dan Bahasa Banjar berubah, terutama dalam dialek dan aksen atau logat, rerata tiap antara ±20 s/d ±30 kilometer, tapi rerata saling dimengerti oleh sesama mereka, terutama mereka yang tinggal di daerah bersisian.
  • 01. rumpun Dayak Kadazan–Dusun atau Dayak Momogun atau Dayak Mamasok atau Dayak Sabah [>=60 puak], di Kalimantan Utara timur dan tengah, Sabah, dan Labuan.
  • 02. rumpun Dayak Murut atau Dayak Utara [>=40 puak], di Kalimantan Utara timur, dan Kalimantan Timur utara.
  • 03. rumpun Dayak Iban atau Dayak Laut [>=40 puak], di Kalimantan Barat Utara, dan Kalimantan Utara barat.
  • 04. rumpun Dayak Punan atau Dayak Barat [>=60 puak], di Kalimantan Barat utara, dan Kalimantan Utara barat.
  • 05. rumpun Dayak Klemantan | Kalimantan atau Dayak Darat [>=50 puak], di Kalimantan Barat selatan.
  • 06. rumpun Dayak Apo–Kayan | Apau–Kayan atau Dayak Timur: Kayan – Kenyah – Bahau [3 suku dengan >=50 puak], di Kalimantan Timur tengah dan selatan.
  • 07. rumpun Dayak Ot–Danum atau Dayak Air atau Dayak Tengah [>=70 puak], di Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
  • 08. rumpun Dayak Ngaju atau Dayak Biaju atau Dayak Lembah [>=100 puak], di Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
  • 09. rumpun Dayak Banjar atau Dayak Sungai atau Dayak Selatan: Banjar Bukit atau Banjar Darat atau HuluSungai – Banjar BatangBanyu atau BatangSungai – Banjar Kuala atau Banjar Laut atau HilirSungai [3 suku dengan >=50 puak], di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah timur, dan Kalimantan Timur selatan.
  • 10. rumpun Dayak lain [>=180 puak], yang tak dapat dikelompokkan dalam rumpun diatas, termasuk seperti Dayak Samanakng | Semandang [>=5 puak], Dayak Melayik [>=20 puak], Dayak Mandar, asimilasi orang Dayak dengan orang Mandar | Bugis | Makassar dari Sulawesi di Kalimantan Timur selatan dan Kalimantan Selatan timur, Dayak Merina di Madagaskar, dan Dayak Yakan di Filifina Selatan].





Sehingga ada sebanyak


  • 01. >=060 puak Dayak Kadazan–Dusun atau Dayak Sabah.
  • 02. >=040 puak Dayak Murut atau Dayak Utara.
  • 03. >=040 puak Dayak Iban atau Dayak Laut.
  • 04. >=060 puak Dayak Punan atau Dayak Barat.
  • 05. >=050 puak Dayak Klemantan atau Dayak Darat.
  • 06. >=050 puak Dayak Apo–Kayan atau Dayak Timur.
  • 07. >=070 puak Dayak Ot–Danum atau Dayak Air atau Dayak Tengah.
  • 08. >=100 puak Dayak Ngaju atau Dayak Lembah.
  • 09. >=050 puak Dayak Banjar atau Dayak Sungai atau Dayak Selatan.
  • 10. >=180 puak Dayak lain, bukan satu dari kelompok diatas.



  • Total >= 700 puak Dayak


    • Banjar Pahuluan, Banjar HuluSungai, Banjar Darat, atau Banjar Bukit, yang dominan SubSuku Dayak Bukit Meratus, di hulu sungai, di pedalaman.
    • Banjar BatangBanyu, yang dominan SubSuku Dayak Ma`anyan, di sepanjang DAS (daerah aliran sungai) antara hulu dan hilir.
    • Banjar Pahiliran, Banjar HilirSungai, Banjar Laut, atau Banjar Kuala, yang dominan SubSuku Dayak Ngaju, di hilir sungai, di pesisir.











    Selengkapnya baca di:









    BIBLIOGRAFI DAN REFERENSI | KEPUSTAKAAN DAN RUJUKAN

    Dari berbagai sumber dapat dipertanggungjawabkan, cetak dan elektronik, mencakup internet. Rincian lengkap kepustakaan dan rujukan dilampirkan di buku cetak yang akan diterbitkan oleh penulis.


    __________________________________________________




    HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang–Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

    Tak sebagian pun dari tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedalam bentuk bahasa apapun atau disimpan dalam satu sistem retrieval apapun; dalam bentuk apapun atau dalam cara apapun, mencakup tapi tak terbatas pada cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; untuk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dari pemilik hak atas karya intelektual ini.

    Untuk non–komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.
    __________________________________________________


    Sumber:
    https://m.facebook.com/notes/fine-art/asal-pribumi-kalimantan/603110026413291/

    No comments:

    Post a Comment