Kisah dari Tengkorak di Tambora:
Berusaha Lari dan Ketakutan
Senin, 11/05/2015 15:23 WIB
Keris yang ditemukan di lokasi penggalian Gunung Tambora. (Dok. Sonny Wibisono/Puslitbang Arkenas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah penelitian dan penggalian arkeologi telah dilakukan untuk mengungkap detik-detik akhir saat letusan Gunung Tambora memporak-porandakan lingkungan sekitarnya, termasuk manusia.
Kepala Balai Arkeologi (Balar) Denpasar I Gusti Made Suarbawa mengatakan sampai saat ini sudah ditemukan lima kerangka individu korban letusan Gunung Tambora yang terjadi pada dua abad silam itu.
Wujud dan konteks kerangka manusia itu menggambarkan betapa mengerikannya letusan itu saat terjadi. Pada 2008, tim dari Balar Denpasar menemukan satu kerangka di dekat Sungai Sori Somba yang berhulu di Gunung Tambora.
Kerangka pertama ini ditemukan di halaman rumah. “Tampaknya sedang berusaha lari,” kata Suarbawa.
Si korban ini ditemukan memakai keris yang diselipkan di pinggang. Dia juga memakai gulungan kain sebagai ikat pinggang dan ditemukan kotak tembakau di dalam gulungan itu.
“Dia juga memakai cincin dengan batu seperti batu akik, tapi warnanya lebih cerah,” kata Suarbawa. “Sudah jelas bahwa itu perhiasan dan keris.” Tak jauh dari posisinya terbaring, ditemukan juga kotak tembakau yang lain serta cincin.
Kerangka kedua ditemukan pada 2010, juga di dekat temuan pertama. Kerangka ini lebih ekspresif.
Berdasarkan penuturan Suarbawa, korban ini tampaknya juga berusaha berlari menyelamatkan diri tapi kakinya terjebak di kubangan lumpur.
“Tampak ekspresi ketakutan dengan tangan yang menutupi wajah,” kata Suarbawa. Tubuh korban ini terhimpit pohon dan reruntuhan rumah.
Lalu kerangka ketiga ditemukan pada jarak 3 kilometer dari Sungai Sori Somba, tepatnya di sebuah desa bernama Kampung Sumber Urip. Korban ditemukan di dalam rumah.
Di sekitarnya ditemukan keris, tombak, parang, cincin, dan guci. “Tampaknya dia terjebak dirumah, belum sempat melarikan diri,” tutur Suarbawa.
Tokoh ini, kata Suarbawa lagi, tampaknya termasuk tokoh masyarakat karena ditemukan masih mengenakan gesper yang bertatahkan permata. Ditemukan juga semacam tempat obat dari keramik Tiongkok dan Vietnam.
Dua kerangka lainnya ditemukan terlebih dahulu oleh ahli vulkanologi dari Islandia, Haraldur Sigurdsson yang pernah meneliti Tambora pada 2004. Keduanya ditemukan di dapur.
Berbagai artefak dan rekonstruksi rumah yang tertimbun letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. (Dok. Sonny Wibisono/Puslitbang Arkenas)
|
Ekonomi Mapan
Dari peninggalan serta, berupa artefak keramik asing dan perhiasan, menurut Suarbawa, masyarakat Tambora saat itu termasuk sudah mapan secara ekonomi.
Selain benda berharga, arkeolog juga menemukan berbagai perlengkapan sehari-hari yang asalnya dari luar daerah tersebut. Artinya, masyarakat Tambora juga sudah menjalin hubungan dengan masyarakat luar daerah.
Produk keramik yang ditemukan berasal dari Tiongkok dan Vietnam. Ada juga penemuan botol minuman yang mencirikan minuman dari Eropa. Juga ditemukan uang Belanda.
“Karena jauh sebelum letusan, orang Belanda sudah ada kontak dengan Kerajaan Tambora dan Sumbawa,” kata Suarbawa lagi. (ded/ded)
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150511112035-199-52467/kisah-dari-tengkorak-di-tambora-berusaha-lari-dan-ketakutan/
No comments:
Post a Comment