Membongkar Misteri Rumah Tertimbun Letusan Tambora
Jumat, 08/05/2015 14:13 WIB
Arkeolog membersihkan dinding anyaman bambu bekas rumah di Tambora, yang mengalami karbonisasi. (Dok. Sonny Wibisono/Puslitbang Arkenas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melakukan penelitian selama lima tahun, akhirnya tim arkeologi berhasil merekonstruksi ulang rumah masyarakat di kaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, yang terkubur saat gunung itu meletus dua abad silam.
Rumah itu berbentuk panggung dengan ukuran 3x5 meter dan material tiang dari kayu bintango dan kelanggo, kayu lokal yang hampir punah. Dindingnya terdiri dari anyaman bambu dan atapnya dari anyaman daun kelapa.
Sonny Wibisono, arkeolog dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, yang terlibat di tim itu, kepada CNN Indonesia, Jumat (8/5), mengatakan cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan berbagai bukti mengenai rumah-rumah orang Tambora.
Selama empat tahun penelitian, mereka hanya berhasil menemukan sisa-sisa kayu yang menjadi tiang rumah, sambungan-sambungan, sampai jenis-jenis atap yang dipakai.
Sampai akhirnya pada tahun lalu tim itu berhasil menggali bekas rumah yang unsurnya masih bisa dikenali. Material itu masih memperlihatkan bentuk yang jelas karena proses karbonisasi akibat terbakar letusan gunung Tambora.
Temuan inilah yang kemudian dipelajari sampai akhirnya menjadi rumah yang sukses didirikan dalam kurun waktu 15-23 April lalu.
Sisa-sisa rumah yang ditemukan tahun lalu memperlihatkan prinsip-prinsip pendirian rumah saat itu. Tiang yang dipakai oleh masyarakat Tambora ada enam.
Antar tiang ada sambungan-sambungan. Kemudian sambungan demi sambungan diperkuat dengan tali, tidak memakai paku seperti zaman sekarang.
“Kami beruntung karena letusan Tambora 200 tahun lalu menyebabkan yang tertimbun jadi arang dan awet selama 200 tahun.,” kata Sonny. “Bagian atas jadi arang, sedangkan bagian bawah habis. Yang arang, kondisinya sama persis seperti dulu, lubang-lubang pasak pun ketemu.”
Gunung Tambora meletus pada 11 April 1815 dan menewaskan puluhan ribu orang, baik yang langsung maupun tak langsung. Diperkirakan ada tiga kerajaan yang terkubur langsung letusan gunung itu.
Temperatur bumi saat itu juga turun sebanyak rata-rata satu derajat Celcius. Aerosol dari Tambora memenuhi atmosfir, sehingga selain menurunkan temperatur, pertanian juga mengalami gagal panen sehingga menyebabkan kelaparan dan bibit penyakit di Amerika bagian Utara, Eropa, dan Asia.
“Letusan Tambora membuka mata para ilmuwan bahwa efek letusan gunung api dapat bersifat global,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono, kepada CNN Indonesia, di Jakarta, Kamis (9/4). “Tidak ada gunung yang jauh dari jangkauan manakala letusannya mencapai VEI (Volcano Explosivity Index) 7 seperti Tambora.”
Baca juga: FOKUS Mengingat Dahsyatnya Tambora (ded/ded)
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150508131524-199-52061/membongkar-misteri-rumah-tertimbun-letusan-tambora/
No comments:
Post a Comment